dukung saya di program gemar membaca ya, gemar membaca ini saya buat karna saya ingin merubah tradisi malas menjadi giat.
karna banya siswa gagal karna kurang membaca.
berikut tulisan saya:
Program :
Pengembangan Diri
Judul Pragram : Gemar Membaca
Tingkat : SD, SMP
dan SMA
Nara Sumber : Pujiono
Dasar Program:
Membaca
merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas. Membaca merupakan tiangnya ilmu pengetahuan. Sudahkah semua
orang gemar membaca? Sangat sedikit orang yang gemar membaca. Mengapa demikian?
Karena budaya malas membaca telah berakar sejak dahulu pada masyarakat kita.
Budaya malas
membaca yang ada sejak dahulu memang sangat sukar untuk diubah menjadi budaya
gemar membaca. Untuk mengubah budaya tersebut harus melalui proses yang panjang
dan memerlukan waktu yang lama. Namun demikian, untuk mengubah budaya tersebut
harus mempunyai kemauan, upaya, tekad, dan kerja keras dari semua pihak baik
pemerintah, pendidik, cendekiawan, tokoh masyarakat dan masyarakat itu sendiri.
Kegiatan
membaca berkaitan dengan ketersediaan sarana bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan
jenis informasinya (kelompok usia). Oleh karena itu, siapapun yang ingin
berperan sebagai perantara penyampai ilmu pengetahuan (transfer informasi)
haruslah mengajak serta mendorong seseorang agar melek huruf (membaca) terlebih
dahulu. Perlu kiranya kita ketahui, bahwa urusan melek huruf bukanlah urusan
guru/pendidik semata, akan tetapi harus menjadi urusan kita bersama. Dengan
demikian, cita-cita menjadi bangsa yang cerdas sudah selayaknya menjadi
cita-cita setiap warga negara. Prestasi setiap warga negara bertumpu pada
kemajuan bangsa.
A.
PENDAHULUAN
Ada banyak
sekali manfaat yang bisa diperoleh dari aktifitas membaca itu sendiri, salah
satunya adalah semakin bertambahnya ilmu pengetahuan yang kita dapat. disamping
itu membaca juga menjadi salah satu alat yang jitu untuk menghilangkan stress
atau paling tidak rasa jenuh setelah sekian hari bergelut dengan dunia kerja.
Dengan membaca, rasa jenuh, letih atau tekanan-tekanan yang membuat otak
bekerja ekstra seolah lenyap oleh ramuan membaca. Dalam membaca yang tujuan
utamanya untuk menghilangkan kejenuhan, maka harus disesuaikan dengan jenis
bacaan, baik yang berbobot atau sebaliknya. Untuk tujuan ini, jenis bacaan yang
dibutuhkan adalah bacaan yang ringan, dalam arti dapat menghibur pembaca serta membawa
pembaca seolah ikut terlibat dalam kehidupan cerita tersebut. Sehingga, cerpen,
novel, infotainment atau majalah, yang dalam memahami bacaaan itu tidak terlalu
sulit, mudah dicerna oleh akal merupakan bacaan yang tepat dan bersifat
menghibur. Dengan sering membaca seseorang dapat mengambil manfaat dari
pengalaman orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksana dan
kecerdasan para sarjana. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca
buku-buku yang bermanfaat, terutama buku-buku yang ditulis oleh penuli-penulis
muslim yang saleh. Buku adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai
pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkannya dari
kejahatan,
Selain itu,
membaca juga mempunyai manfaat penting dalam kaitannya dengan peningkatan mutu
sumber daya manusia. Dengan gemar membaca, terutama tentang ilmu-ilmu
pengetahuan baik alam maupun sosial, maka akan diperoleh berbagai informasi dan
pengetahuan yang belum kita ketahui sebelumnya. Sehingga kita tidak tertinggal
dari negara-neraga lain. para peraih medali olimpiade sains international
adalah siswa-siswa yang kesehariannya berkutat dengan buku. buku apa saja, yang
penting otak tidak pernah berhenti terlalu lama dari membaca.
B. ISI
1.
Apa
itu Gemar Membaca
Gemar artinya suka, senang sekali. Sementara
minat yaitu perhatian, kesukaan/kecenderungan hati akan sesuatu
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi gemar membaca dapat diartikan sebagai
kesukaan akan membaca, ada kecenderungan hati ingin membaca. Menurut Suhaenah
Suparno minat baca seseorang seharusnya diukur berdasarkan frekuensi dan jumlah
bacaan yang dibaca selain buku pelajaran (dalam Abdul Rahman, 2005:122). Dengan
demikian minat baca seseorang berimbas kepada jumlah koleksi yang pernah dibaca
yang bersangkutan (bukan buku pelajaran/modul/buku paket sekolah). Adapun
koleksi bacaan yang dikonsumsi bisa diperoleh dari mana pun juga. Hal ini
berkaitan dengan peran toko buku, taman bacaan, atau perpustakaan. Bilamana
minat baca sudah tumbuh, maka dibutuhkan fasilitas (buku/majalah/koran, dan
sebainya) yang memadai. Suatu kenyataan jika, di ranah Indonesia ini masih
sedikit yang memiliki koleksi bacaan sendiri. Sebagian besar koleksi diperoleh
dengan meminjam atau membaca di sebuah kedai/toko buku atau perpustakaan. Bahkan
bagi mereka yang mampu (dana berlebih) bisa mengakses melalui internet, pun
memiliki perpustakaan sendiri. Dengan demikian, adanya minat baca sehingga
gemar membaca belumlah merata. Kembali pada pertanyaan di atas, siapakah yang
harus menumbuhkan budaya gemar membaca? Harapan kita tentunya, jika melek huruf
sudah terjadi, seseorang akan berminat untuk membaca segala sesuatu,
selanjutnya menjadi gemar membaca.
2. Apa Manfaat dari Gemar Membaca
Begitu
pentingnya kegiatan membaca sehingga kita seharusnya memiliki minat yang tinggi
terhadap kegiatan membaca. Ketertarikan terhadap membaca bukanlah suatu hal
yang dapat tumbuh seketika tetapi merupakan proses yang membutuhkan waktu dan
latihan yang kontinyu. Oleh karena itu minat baca seharusnya ditumbuhkan sejak
anak masih kecil. Bahkan sebenarnya minat baca dapat dipupuk mulai sang anak
masih di dalam kandungan. Banyak ibu yang 'mengajak' janinnya membaca dengan
membacakan cerita apa saja seperti cerita nabi atau cerita sahabat nabi. Kini,
banyak orang tua yang sudah mulai menyadari pentingnya menumbuhkan minat baca
pada anak. Kegiatan ini biasanya dimulai pada fase usia prasekolah. Masa ini
merupakan fase yang sangat penting dan serius karena merupakan fase dasar dan
pembinaan yang menjadi bekal untuk fase-fase kehidupan anak berikutnya.
Membaca
buku, koran, majalah atau dari media yang lain, akan melatih otak kita untuk
memusatkan pikiran. Otak kita diajak untuk memperhatikan kata demi kata yang
ada pada teks tersebut. Karena kalau kita kehilangan bebeapa kata saja, bisa
jadi kita tidak akan bisa menangkap keseluruhan maksud dari kalimat yang ada.
Kalimat-kalimat yang menarik akan merangsang saraf otak kita untuk bekerja dan
mengamati hal menarik tersebut.
Ada penelitian yang membuktikan bahwa membaca buku bisa
mencegah kita dari penyakit pikun. Mungkin karena kita selalu diajak berpikir
ketika kita membaca, sehingga otak kita bisa tetap aktif.
Berikut beberapa
manfaat dari membaca:
1.
Membaca
dapat menghilangkan kecemasan dan kegundahan,
2.
Ketika
sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan,
3.
Kebiasaan
membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang
malas dan tidak mau bekerja,
4.
Dengan
sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam
bertutur kata,
5.
Membaca
membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir,
6.
Membaca
meningkatkan pengetahuan seseorang dan mengingkatkan memori dalam pemahaman,
7.
Dengan
sering membaca seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain,
seperti mencontoh kearifan orang bijaksana dan kecerdasan para sarjana,
8.
Dengan
sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya, baik untuk mendapat
dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu
dan aplikasinya di dalam hidup,
9.
Keyakinan
seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku-buku yang bermanfaat, terutama
buku-buku yang ditulis oleh penuli-penulis muslim yang saleh. buku itu adalah
penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun
seseorang menuju kebaikan dan menjauhkannya dari kejahatan,
10. Membaca membantu seseorang untuk
menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya gara tidak
sia-sia, dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan
mempelajari berbagai model kalimat,
11. Lebih lanjut lagi, ia bisa
meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang
tertulis di antara baris demi baris (memahami apa yang tersirat).
“Banyak manfaat yang didapat dengan
membaca, mulai sekarang mulailah membaca kawan.”
3.
Tujuan
adanya Gemar Membaca
Dalam dunia
pendidikan sering kita mendengar keluhan tentang siswa yang malas membaca
sehingga tidak dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan atau orang tua
dan masyarakat yang kurang berminat bahkan tidak ada minat sama sekali untuk
membaca dengan alasan tidak ada buku bacaan, tidak tertarik untuk membaca,
tidak ada waktu untuk membaca, waktu lebih banyak digunakan untuk mencari
nafkah atau memenuhi kebutuhan pokok dan sebagainya.
Bangsa Indonesia sekarang ini memang mengalami kehidupan yang lebih maju baik
dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, perindustrian, pendidikan dan
kebudayaan. Tetapi seiring dengan kemajuan tersebut bangsa kita masih
ketinggalan jika dibandingkan dengan keadaan bangsa-bangsa lain. Hal ini
terjadi karena masyarakat kita masih banyak yang belum berminat dalam membaca.
Kegemaran akan membaca masih belum menjadi suatu kebiasaan.
Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan mempunyai peranan terdepan
dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan
mandiri, memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Setiap insan yang lahir di dunia ini memerlukan pengembangan untuk menjadi
manusia Indonesia seutuhnya sebagaimana dikehendaki oleh tujuan pendidikan
nasional. Pengembangan manusia tersebut pada dasarnya adalah upaya memuliakan
kemanusiaan. Memanusiakan manusia (humaniora) itu merupakan hal yang mendasar
yang harus dilaksanakan dengan saksama.
Upaya
pengembangan manusia dimaksudkan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri
manusia secara individual dalam segenap dimensi kemanusiaannya agar menjadi
manusia yang seimbang antara kehidupan individual dan sosial, jasmani dan
rohani, dunia dan akhirat. Pengembangan manusia tersebut dapat diartikan
sebagai upaya pembudayaan dengan berorientasi kepada terbentuknya manusia yang
berbudaya.
Menurut
agenda reformasi pendidikan nasional dikemukakan tiga tuntutan terhadap sumber
daya manusia. Pertama, membutuhkan sumber daya manusia yang handal. Kedua,
sumber daya manusia adalah manusia yang terus-menerus belajar. Ketiga,
nilai-nilai yang dikembangkan adalah sumber daya manusia.
Agar
tercipta sumber daya manusia yang berkualitas maka pendidikan harus
dikembangkan secara terus-menerus. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan
guna peranannya di masa akan datang. Oleh karena itu, pendidikan dilakukan
secara sengaja melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. Proses
pendidikan tersebut dapat dilaksanakan pada lembaga pendidikan formal dan
nonformal. Proses pendidikan tersebut pada dasarnya tidak terlepas dari
kegiatan membaca.
Untuk memperoleh pendidikan ada bermacam cara, antara lain: sekolah, kursus,
latihan, dan juga bisa diperoleh dengan cara mengggunakan media elektronika,
membaca buku-buku majalah maupun koran yang bermanfaat bagi pengembangan kualitas
sumber daya manusia.
4.
Mengapa
kita harus Gema Membaca
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gemar Menbaca
Bakat merupakan kemampuan yang dibawa manusia sejak
lahir yang merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Bakat merupakan potensi
yang sangat berharga, sebab bila bakat ini dikembangkan maka akan mendapatkan
hasil yang optimal.
Orang yang mempunyai bakat yang tinggi, juga mempunyai
kemampuan yang tinggi dalam membaca. Mereka sangat mudah dalam menyimak,
memahami, mengklasifikasi, menganalisis, dan menyimpulkan terhadap bahan yang
dibacanya.
Minat membaca berarti tertarik akan bacaan. Apabila
minat membacanya tinggi maka gemar membacanya pun tinggi. Pembaca akan senang
sekali membaca, tidak pernah bosan, karena itu pembaca dengan mudah mempelajari
dan memahami bahan bacaan tersebut. Sebaliknya orang yang kurang berminat dalam
membaca akan meremehkan kegiatan membaca, mungkin lebih baik hiburan daripada
membaca.
Bagi yang mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi
sangat menguntungkan dalam membaca karena jika dihadapkan dengan pemecahan
masalah yang ada dalam bacaan tersebut maka akan mudah dan cepat dalam
mengambil kesimpulan atau keputusan, mudah memahami dan mudah pula menerapkan,
sebaliknya bagi yang mempunyai tingkat kecerdasan yang rendah akan mengalami
kesukaran dalam membaca, misalnya dalam pengambilan keputusan selalu ragu dan
lamban.
Faktor motivasi dalam membaca sangat penting karena
motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri manusia, sedangkan kebutuhan
merupakan tuntutan pemenuhan terhadap sesuatu yang diperlukan atau diinginkan.
Antara motivasi dan kebutuhan saling menyatu tidak bisa dipisahkan, misalnya
seseorang termotivasi untuk membaca karena ingin memenuhi kebutuhan rasa ingin
tahu, berprestasi, pintar, sukses, dan sebagainya. Apabila motivasi dan
kebutuhan membaca tidak ada maka orang akan malas membaca.
Hobi merupakan kesenangan yang sangat diharapkan oleh semua orang. Hobi membaca
berarti gemar membaca. Orang yang gemar membaca akan memperoleh ilmu
pengetahuan atau wawasan yang lebih tinggi. Hobi membaca berarti mempunyai
gudang ilmu pengetahuan. Bagi yang gemar membaca, membaca bukan hanya mendapat
ilmu pengetahuan akan tetapi merupakan hiburan yang sangat menarik dan
mendatangkan kepuasan tersendiri.
Orang yang hobi membaca biasanya kemana saja pergi akan membawa bahan bacaan,
seperti: buku, majalah, atau koran. Bagi orang yang tidak mempunyai hobi
membaca, mereka malas membaca. Dalam membaca mungkin hanya ada keperluan
terhadap bacaan tersebut.
Buku-buku bacaan, sumber atau bahan informasi haruslah menarik minat dan
menyenangkan bagi pembaca. Misalnya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, indah, singkat isinya, padat, tidak bertele-tele, dapat
menyentuh perasaan pembaca, dan dapat menjawab pertanyaan para pembaca. Bahan
bacaan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan selalu mengikuti perkembangan
zaman.
Faktor sosial ekonomi sangat mempengaruhi budaya gemar
membaca. Bagi yang berstatus sosial ekonomi yang tinggi akan terjangkau atau
mampu membeli buku-buku atau bahan informasi, jadi kesempatan untuk membaca
lebih banyak. Sedangkan bagi taraf ekonomi rendah, tidak mampu membeli
buku-buku atau bahan bacaan sehingga tidak ada kesempatan untuk membaca. Karena
faktor kehidupannya itulah mereka kurang berkesempatan untuk membaca karena
waktu banyak digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pokok.
Membudayakan gemar membaca berarti mengubah sikap atau kebiasaan membaca, dari
sikap malas membaca menjadi gemar membaca.
Mengapa sikap malas membaca harus diubah menjadi gemar
membaca? Karena banyak dampak negatif dari malas membaca akan berakibat
kurangnya ilmu pengetahuan, wawasan, maupun keterampilan. Dengan membaca
berarti belajar. Oleh sebab itu, membudayakan gemar membaca harus menjadi
perhatian yang serius dan terus-menerus.
Kurangnya ilmu pengetahuan, wawasan, dan keterampilan akan mengakibatkan masyarakat
bodoh, miskin, dan manusia tidak berkualitas, tidak mampu bersaing dalam
kemajuan zaman. Sebaliknya, dengan banyak membaca, banyak pula ilmu pengetahuan
yang dimiliki untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia.
Kebiasaan masyarakat dalam berkomunikasi masih banyak
menggunakan bahasa lisan daripada tulisan. Karena itu, gemar membaca belum
membudaya, hanya orang-orang tertentu saja yang gemar membaca. Bagi masyarakat
awam membaca bukan merupakan pekerjaannya.
b. Upaya Membudayakan Gemar Baca
Mengubah budaya komunikasi lisan dengan bahasa
tulisan. Bahasa tulis adalah bahasa yang dipakai secara tertulis, misalnya:
menggunakan bahasa Indonesia dalam surat-menyurat, buku-buku, undang-undang,
majalah, surat kabar, surat edaran, surat keputusan, dan sebagainya. Jadi,
bahasa tulisan adalah bahasa bacaan.
Kita menyadari bahwa ilmu pengetahuan pada saat ini
sangat dibutuhkan, sebab tanpa ilmu pengetahuan kita akan ketinggalan. Dengan
gemar membaca akan mampu menjawab tantangan masa depan karena dapat mengubah sikap
atau kebiasaan hidup yang kurang baik kepada sikap dan kebiasaan yang baik.
Banyak masyarakat sangat berminat membaca tetapi
karena faktor tidak mampu untuk membeli buku dan bahan informasi lainnya maka
minat membaca menjadi hilang. Makin sejahtera kehidupan masyarakat maka makin
tinggi minat bacanya tetapi makin rendah status ekonomi suatu masyarakat maka
makin rendah pula minat bacanya. Oleh karena itu, perbaikan ekonomi masyarakat
sangat diharapkan. Dalam hal ini siapakah yang bertanggung jawab? Semua
masyarakat bertanggung jawab, baik pihak pemerintah maupun masyarakat. Dengan
terciptanya masyarakat yang sejahtera maka akan tercipta pula masyarakat yang
gemar akan membaca.
Membaca sangat bermanfaat karena dapat menambah
wawasan, ilmu pengetahuan, dan nalar. Dengan demikian, diharapkan akan
menciptakan kualitas sumber daya manusia.
Membudayakan gemar membaca melalui beberapa proses, dari tingkat sekolah sampai
kepada masyarakat umum. Menurut Paulo Freare, hendaknya proses belajar dapat
membangkitkan nalar dan kreativitas siswa dengan cara memotivasi siswa.
Pertama sekali dimulai dari tingkat sekolah dasar kemudian ke sekolah lanjutan
tingkat pertama, diteruskan ke sekolah lanjutan tingkat atas sampai pada
tingkat perguruan tinggi.
Dalam proses belajar mengajar, komunikasi antara guru dan siswa sebaiknya
banyak menggunakan bahasa tulisan. Guru harus mampu menerapkan metode mengajar
dengan menggunakan media perpustakaan, misalnya guru memberikan tugas kepada
siswa untuk membaca buku-buku bacaan atau bahan informasi lainnya. Dalam hal
ini dituntut seorang guru yang profesional, yang mampu menerapkan berbagai
metode mengajar yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya. Misalnya
dalam pelajaran Bahasa Indonesia banyak kesempatan untuk membudayakan gemar
membaca kepada siswa, antara lain: (1) Membaca dalam hati, tujuannya untuk
memahami gagasan penulis; (2) Membaca lancar atau membaca teknis, tujuannya
untuk mengungkapkan situasi semula; (3) Membaca bahasa, tujuannya untuk
memahami setiap kata (pengembangan kosakata) yang dipergunakan dalam bacaan
tersebut; (4) Membaca indah, terutama bacaan-bacaan dalam bentuk cerita atau
puisi, tujuannya untuk menghidupkan kembali situasi/suasana gagasan
pengarangnya atau memperhalus budi pekerti; (5) Membaca skimming, yaitu membaca
cepat sekali dengan cara hanya membaca pikiran utamanya saja pada setiap
paragraf. Tujuannya untuk menangkap masalah-masalah pokok yang terdapat dalam
bacaan tersebut.
Dalam mata pelajaran lain, seperti IPA, Matematika,
Bahasa Inggris, IPS, dan PPKn dengan menggunakan metode Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA), misalnya telaah pustaka, diskusi, pemberian tugas dengan
menggunakan buku-buku sumber dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah.
Dengan membudayakan gemar membaca di sekolah, kemudian berpindah kepada
keluarga dan masyarakat, maka peranan perpustakaan keluarga, desa, dan kota
sangat penting untuk membudayakan gemar membaca.
Dengan membudayakan gemar membaca pada masyarakat
berarti membuat masyarakat menjadi kreatif, intelektual, cakap dan terampil
serta bermanfaat bagi diri sendiri sehingga pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dapat dicapai. Manusia seperti itulah yang diharapkan dalam membangun
bangsa dan negara yang merupakan salah satu modal dasar yang sangat penting
dalam pembangunan. Berhasil tidaknya pembangunan bangsa sangat ditentukan oleh
potensi kualitas sumber daya manusia.
Sumber daya manusia yang berkualitas maksudnya manusia
yang berdaya guna, cerdas, terampil, mempunyai inisiatif, kreatif, berbudaya,
ulet, kerja keras, mandiri, dan mampu menghadapi tantangan masa depan serta
mampu mengatasi segala permasalahan hidupnya secara mandiri tidak selalu
tergantung kepada orang lain, berani menanggung resiko dan bertanggung jawab
serta bersikap kritis terhadap hal-hal yang negatif.
Masyarakat yang demikian itulah yang akan mampu
bersaing dengan masyarakat maju yang pada akhirnya masyarakat kita menjadi
maju, masyarakat yang sejahtera, baik lahir maupun batin, bahagia di dunia dan
akhirat.