Rabu, 07 Maret 2012

touring medan-TP


flashback: 3 sekawan dari desa ke kota, walau hny beberapa minggu kenalnya, bisa sependapat n kompak bgt deh.....
pulang bareng memang asyik apalagi naik kreta, terasa jalaan tu milik ndri....

Selasa, 06 Maret 2012

pelantikan BPMF

kesan 2 dari pelantikan PP IPMALABSEL yaitu pelantikan BPMF, mang benar2 kisah yg ga bisa dilupakan, jd kepengen dimas yg akan dtng menjd anggota dewan...

Senin, 05 Maret 2012

waktu kuliah

aku seneng semua tgs bisa terselesaikan dgn sempurna....
mdh2an dpt nilai bgs..
amiinn.....

Minggu, 04 Maret 2012


PENTINGNYA KULIAH
Teman-teman pasti mempunyai pendapat sendiri tentang pentingnya kuliah, juga motivasi yang lain-lain pula. Dari tanggapan pentingnya kuliah, teman-teman harus memiliki harapan, apakah hal itu ada atau tidak. Jika tidak ada, bahkan berpikir bahwa kuliah itu hanya akan menghabiskan duit saja, atau menghabiskan waktu bagi keluarga atau diri sendiri maka tanggapan yang datang adalah apa gunanya kuliah.

Jadi kalau begitu, apa dong pentingnya kuliah tersebut.
Pertama-tama tentunya bagi yang belum berilmu, maka kuliah pada suatu tahapan tertentu memang benar dapat digunakan untuk menambah ilmu baru. Tentu saja dalam hal ini dengan catatan, bahwa dosennya memang berilmu. Dosennya bukan sekedar staff pengajar saja, ingat tridharma perguruan tinggi, dosen khan tidak hanya mengajar saja bukan. Juga fasilitas kampusnya harus mendukung, seperti perpustakaan kampus yang lengkap. Jika nggak lengkap dan dosennya nggak nyaho, maka ngapain harus datang ke kampus. Lebih baik di rumah saja, di depan komputer baca tulisan di blog Ha, ha, ha . . .  :)
Description: http://wiryanto.files.wordpress.com/2011/02/dr-ginsburg-the-famous-hebrew-scholar-engaged-in-he-brit.jpg?w=500&h=313
dosen yang seperti ini kelihatannya cocok sebagai tempat menambah ilmu




Kedua, kuliah dapat digunakan sebagai tempat berinteraksi orang-orang yang mempunyai minat yang sama terhadap suatu ilmu, ada yang punya harapannya adalah dosen, tetapi kadang mahasiswanya sendiri juga sudah punya, khususnya mahasiswa pascasarjana yang juga seorang praktisi di bidangnya dan yang ingin meraih ilmu biasanya adalah yang jadi mahasiswa, tetapi kadang-kadang dosennya memanfaatkan juga , seperti kasus kuliah kerja praktek di tempatku.
Description: http://wiryanto.files.wordpress.com/2011/02/dvp4983141_veer.jpg?w=500&h=333
kuliah sebagai tempat interaksi orang-orang dengan minat ilmu yang sama
Adanya orang-orang yang sepeminatan tentu akan menambah gairah baru untuk berbuat sesuatu, dalam hal ini adalah untuk menambah ilmu. Kondisi ini jelas akan berbeda jika harus belajar sendiri. Situasi kebersamaan kadang menimbulkan akselerasi dalam pembelajaran. Jadi dalam waktu yang tertentu maka seseorang akan dapat dengan cepat menguasai suatu kompetensi tertentu.

Ketiga, kuliah karena disitu adalah tempat berkumpul orang-orang dengan peminatan ilmu yang sama, maka tentunya kondisi tersebut dapat digunakan untuk benchmarking terhadap ilmu atau kompetensi yang kita punya. Jadi kuliah dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur atau memetakan kemampuan kita. Ini biasanya terjadi bagi mahasiswa yang berasal dari praktisi, baik yang dulunya belum sarjana lalu ingin meraih gelar sarjana atau yang sudah sarjana lalu mengambil program studi lanjut (pascasarjana).
Description: http://wiryanto.files.wordpress.com/2011/02/comparisonrates.jpg?w=500
sama-sama disebut apel, tetapi ada bedanya bukan
Ini cerita dosen kepada saya, dirasakan ketika mengambil program S2, bayangkan saja ketika mengambil program S2 yaitu setelah lima (5) tahun bekerja sebagai praktisi (structural engineer). Alahamdulillah sudah merasa ekspert dalam perencanaan gedung tinggi. Eh ketika kuliah lagi ketemu teman-teman yang juga ternyata ekspert-ekspert juga bahkan pemilik konsultan rekayasa. Jadi deh ketahuan posisi ilmu yang sudah dipunyainya itu. Yang dulunya berjalan dengan dada membusung, maka ketika kuliah lagi dan ketemu orang-orang top dibidang yang sama maka jadi deh, jalannya biasa lagi.
Ternyata di atas langit masih ada langit lagi.
Keempat, dengan kuliah lagi dan akhirnya lulus maka jika itu di perguruan tinggi maka tentunya akan dapat diperoleh pengakuan formal yang diakui oleh pemerintah atau negara dimana pendidikan tersebut diselenggarakan bahwa kita telah mencapai suatu tahapan akademis tertentu. Gelar begitulah.
Percaya nggak percaya, adanya pengakuan ini tentu akan menambah nilai jual. Punya kemampuan tanpa gelar sih pasti ada yang pakai (memperkerjakan) tapi kalau punya gelar lebih, maka bisa-bisa apresiasinya akan lebih baik. Hal ini sangat terasa sekali jika anda bekerja di lingkungan perguruan tinggi, seperti dosen. Intinya bahwa dosen yang mengambil kuliah lagi dan berhasil maka jelas prospeknya akan lebih baik dibanding yang berhenti dan tidak melakukan studi lanjut. Jadi jika anda dosen, maklum di Jakarta ini katanya ada 13 ribu dosen, tetapi yang S2 ke atas baru 50% , maka rasa-rasanya masih banyak yang perlu studi lanjut lagi. Benar khan.
Pada bagian pengakuan ini perlu juga ditambahkan, bahwa karena adanya pengakuan resmi dari negara, dimana pendidikan tersebut diselenggarakan maka jika anda mengambil studi lanjut di negara asing maka ketika anda lulus maka secara tidak langsung anda juga diakui untuk bekerja atau mencari pekerjaan di negara tersebut. Jadi jika anda ingin kerja di luar negeri maka langkah paling gampang adalah sekolah di luar negeri terkebih dahulu. Tentu saja pilihlah bidang yang memang banyak dibutuhkan di negera tersebut. Banyak teman Indonesia yang kerja di luar negeri memakai cara ini, sekolah dulu, tunjukkan prestasi maka bisa-bisa ketika lulus akan ada yang nawarin job.

Kelima, kegiatan kuliah sebagai tempat pelarian positif. Ini penting untuk dipertimbangkan bagi para pembaca yang sudah bekerja beberapa waktu lamanya dan merasa karirnya mandek. Di tempatnya bekerja dirasa belum ada kemajuan, tetapi pekerjaan baru belum juga diperoleh. Maka jika demikian mengambil kuliah lagi akan dapat menyegarkan pikiran dan siapa tahu ada prospek kedepannya yang lebih baik, misal ketemu teman dari perusahaan lain untuk berbagai informasi dan nanti kalaupun lulus khan siapa tahu ada gacoan (gelar) untuk dapat dipromosikan.
Kalau dipikir-pikir, hal inilah yang memotivasi saya dulu  mengambil kuliah lagi di program pascasarjana UI. Itu  sekitar tahun 1994 sebelum krisis moneter terjadi . Yah bayangkan saja, jika waktu itu aku tidak kuliah lagi dan hanya melulu cari duit saja, mungkin ceritanya akan berbeda dengan yang sekarang ini. Mungkin saja aku harus tetap nglembur kerja di kantor, dan pulangnyapun harus desak-desakan naik bus. Tentang hal itu aku jadi ingat, kata-kata kenalanku : “koq ambil sekolah lagi, bidang struktur lagi, itu khan nggak populer, kenapa nggak ngambil manajemen, kayak yang lain. Dari pada seperti itu khan lebih baik ditabung saja“. Untung aku tidak terpengaruh dan tetap ngotot mengambil studi lanjut pada bidang struktur, yang memang kesannya tidak populer bagi masyarakat banyak (awam), tetapi  suatu bidang yang memang aku senangi.
Fakta yang ada bahwa ketika kuliah itu (1994) belum terjadi krisis moneter (1998), bahkan tidak membayangkan bahwa itu akan terjadi. Saya sangat bersyukur ketika terjadi krisi moneter tahun 1998, aku sudah lulus S2. Jadi ketika perusahaan tempatku bekerja collapsed , karena cash-flow-nya terganggu (orderan berhenti) maka aku bisa meloncat menjadi dosen seperti sekarang ini. Itu artinya saat itu aku tetap bekerja dan tidak menjadi pengangguran. Karena jadi dosen itu pula mak aku dapat mengembangkan diri menjadi penulis seperti ini. Bayangkan saja, itu semua bisa terjadi karena aku kuliah lagi.
Berkaitan dengan bidang struktur, bidang yang sama yang aku geluti terus-menerus sejak S1 itu, maka aku jadi ingat ada teman dosen yang ketika tahun 2004 dulu sama-sama mengajukan diri untuk mendapatkan program bea siswa, yang bersangkutan tidak diterima karena bidang studi yang diambil ternyata tidak berkesesuaian. Untunglah bidang akademis yang aku ambil adalah konsisten sehingga tidak ketemu masalah seperti itu. Tentang hal itu bahkan aku juga mendengar jika DIKTI menemukan dosen yang seperti itu, punya pendidikan yang tidak konsisten, misal S1 teknik sipil, S2 manajemen sumber daya manusia, dan S3 bidang pendidikan, maka untuk mengambil profesor-nya akan kesulitan. Jadi bertekun pada bidang tertentu secara konsisten juga banyak keuntungan yang dapat diraih.

Keenam, kegiatan kuliah sebagai ajang mencari teman baru bahkan bisa-bisa sebagai ajang mencari jodoh. Jadi bagi anak muda yang ingin dapat jodoh orang-orang dengan profesi tertentu maka kuliah menjadi tempat efektif. Ingin punya suami dokter maka kuliahlah di kedokteran atau kalau keberatan maka di bagian-bagian yang dekat-dekat dengan bidang kedokteran, seperti keperawatan, dll. Jadi dengan ikut kuliah maka seseorang dapat masuk pada komunitas masyarakat tertentu yang mungkin dianggap lebih terhormat dibanding yang lain. Ini penting, karena punya duit banyak itu bukan segalanya.
Masih ada yang lain nggak ya.
Akhirnya, bahwa hal-hal itu semua dapat tercapai jika kita kuliah di tempat yang memang baik, yang dikenal reputasinya. Jika mau kuliah jangan tanggung-tanggung carilah yang bereputasi tinggi apapun ongkosnya. Karena akhirnya nantinya pasti akan terbayarkan.



PERJALANAN CINTA

Cinta.........
Aku bingung ngga tau harus bagaimana
Apa yang harus ku perbuat untuk mendapatkan cintamu
Rasanya cinta sejati ku ingin ku buang jauh-jauh
Kini impian ku pun tinggal angan-angan saja
Dan tak sanggup lagi mengukir kenangan indah ketika masih bersamamu
Aku heran....
Kau tidak pernah mengakui adanya cinta sejati itu
Kau tidak melihat betapa sedihnya  aku
Ketika ketulusan cinta ku kau balas dengan harapan palsu
Cinta...........
Seandainya kau merasakan sakitnya hati ini
Kau pasti akan mengambil keputusan
Bahwa cinta sejati itu memang benar-benar ada
Mungkin.....
Saat ini kau bukan cinta sejati ku
Tapi ingatlah...
Ketulusan cinta yang sudah ku berikan padamu
             Kau selalu bilang...
             Kau ingin mendapatkan cinta sejati itu dariku
             Tapi kapan...??
             Aku anggap...
             Semua janji-janjimu adalah ocehan yang ngga berbuah makna
             Ocehan Yang ngga tulus dalam hatimu

Semua sudah jelas...
Kau lebih memili orang lain dari padaku
walau ku tau kau akan kembali padaku
                untuk selamanya