FILSAFAT
SEMUT DAN LEBAH
PENDAHULUAN
Kedua jenis serangga makhluk Allah
yang dikenal dengan sebutan SEMUT dan LEBAH adalah komunitas serangga
yang masing-masing memiliki karesteristik yang berbeda di satu sisi tapi disisi
lain memiliki persamaan.
Semut dan lebah masing-masing hidup
dalam sebuah komunitas yang memiliki struktur organisasi yang rapih,
memiliki pimpinan yang dikenal dengan sebutan “RATU SEMUT” dan “RATU LEBAH”, di
samping itu ada pula bagian-bagian yang masing-masimg memiliki tugas dan fungsi
yang berbeda. Bidang Pertahanan dan Keamanan bertugas mengamankan dan
mempertahankan komunitas masyarakatnya dari ancaman yang datang dari
luar, Bagian Pengadaan Pangan bertugas mengumpulkan bahan pangan untuk stok
persediaan pangan yang disimpan dalam gudang logistik yang disediakan khusus
untuk itu. Begitu juga Bidang Konstruksi yang bertugas merancang bangun gedung
hunian yang layak, aman dan nyaman dari gangguan ancaman dari pihak manapun.
Dan bidang-bidang lainnya.
Boleh jadi karena dari kehidupan
semut dan lebah yang begitu banyak pelajaran yang dapat dipetik dari kehidupan
kedua komunitas serangga ini, Allah abadikan sebutan dalam kitab suci dengan
sebutan “AN NAML” dengan Surat An Naml untuk komunitas semut dan
“AN NAHL” dengan Surat An Nahl untuk komunitas lebah. Hal inilah di
antara yang menarik perhatian paenulis untuk menuangkan kedalam tulisan ini,
dengan harapan semoga menjadi bahan renungan dalam menjalankan roda kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara, yang konon kita lihat para pengendali
negeri ini seakan-akan kehilagan arah dalam membawa negeri ini, tidak hanya itu
tapi dari hari kehari ada saja timbul permasalahan-permasalahan yang tak
kunjung selesai, saling sikut untuk memperebutkan jabatan dan fasilitas, angka
korupsi semakin ditekan bukannya sirna tapi semakin bermunculan berbagai bentuk
korup dari sekala kecil hingga sekala nasional dan bahkan mungkin sekala
internasional. Pertanyaannya mengapa semua ini terjadi? Padahal usaha
pengendalian masalah tersebut, dipermukaan nampak seakan telah optimal dengan
dibentuknya badan ini dan badan itu dll.
P
E M B A H A S A N
Perilaku Hidup Semut.
Sebagaimana kita kethui bahwa
komunitas kehidupan masyarakat semut, di samping memiliki sistem organisasi
yang begitu rapih, semut dalam mencari nafkah mereka tidak pernah saling
berebut, yang ada mereka selau saling membantu satu sama lain, bahkan ketika
mendapat bahan pangan yang tidak bisa diangkat oleh seekor semut mereka
serentak bergotong royong membawa dan mengangkatnya secara bersama-sama hingga
sampai ketempat penyimpanan bahan logistik untuk kepentingan bersama, Jadi
tidak ada usaha untuk memperkaya diri sendiri. Demikian juga ketika mereka
berjalan, misalnya migran ketempat lain, mereka tidak saling mendahului satu
sama lain berebut untuk lebih duluan, tapi mereka jalan bersama demikian rapih,
bahkan ketika satu sama lain papasan di jalan mereka bersalaman dan saling
menginformasikan tentang hal-hal yang menjadi tugas mereka mungkin hal yang
perlu segera diselesaikan. Dan yang lebih merik lagi, petugas kostruksi
bangunan merancang pembuatan terowongan, mereka bekerjasama membangun yang
kadang-kadang cukup panjang terowongan yang mereka bangun, tanpa ada maksud
untuk mengeruk keuntungan pribadi, tapi semua itu mereka lakukan untuk
kepentingan keamanan dan kenyamanan bersama seluruh warga masyarakatnya
sendiri.
Akan halnya ketika Arsitektur semut
merancang bangunan rumah hunian komunitasnya, secara bergotong royong mereka
bangun bak gedung pencakar langit penuh dengan ratusan bahkan ribuan
kamar-kamar yang begitu artistik, semua bahan bangunan mereka olah sendiri dari
bahan baku lumpur yang tersedia di wilayah hunian mereka, sekedar
catatan; konon dalam sebuah penelitian daya angkat beban bagi seekor semut bisa
mencapai 50 x berat badan semut, sedang Gajah yang memiliki badan besar, ia
hanya mampu dan memiliki daya angkat 2 x berat badannya
Sehingga bangunan yang mereka
bangun cukup kuat dan aman untuk melindungi warga negaranya dari berbagai
bentuk ancaman baik dalam bentuk bencana alam separti tiupan angin dan derasnya
terpaan hujan, atau ancaman dalam bentuk gangguan keamanan, seperti binatang
buas dan lain-lain.
Kemudian ada hal penting lain dari
kehidupan masyarakat semut adalah disaat komunitasnya terganggu dan terancam
oleh siapapun ia, sebagai misal ketika tak sengaja sarangnya terinjak oleh
seseorang atau siapun, serentak semut-semut itu atas komando Petugas pertahanan
Keamannya memerinthkan menyerang, terpaksa kaki pihak yang menginjaknya mereka
gigit sejadi-jadinya, dan pihak yang menginjak pun segera meninggalkan tempat,
begitu gigihnya mereka mempertahankan komunitas kehidupan masyarakatnya. Begitu
juga dalam memerangi musuh-musuhnya mereka tak pernah segan sebesar apapun
pihak yang mengganggu mereka, mereka tak pernah menyerah. Gajah adalah binatang
yang cukup besar, tapi karena tekad dan semangat semut pantang menyerah, mereka
bisa lumpuhkan dengan caranya sendiri, misal mereka menyerang masuk melalui
telinga dan rongga-rongga yang terbuka lainnya akhirnya mereka mampu melumpuhkannya.
Boleh jadi kita akan berkata,
itukan aktivitas yang mereka lakukan semata-mata karena insting yang mereka
miliki. Hal yang demikian ada benarnya, tapi mengapa manusia yang nota benenya
disamping memiliki insting juga akal fikiran dan hati nurani, tak pernah
berfikir betapa semut yang begitu hebat norma kehidupannya, justeru
manusia tak menyadari betapa akal dan hati nuraninya sebagai anugrah
Ilahi, tidak mereka gunakan untuk membimbing insting yang mereka miliki, tapi
justeru hawa nafsunya yang mereka kedepankan, yang kadang-kadang tidak lagi
mengindahkan norma-norma hidup.
Perilaku Hidup Lebah.
Akan halnya semut Lebah juga
memeliki karekteristik yang hampir sama, hanya saja lebah tidak pernah hinggap
di tempat-tempat kotor seperti lalat yang selalu mencari tempat-tempat
yang kotor, semut kadang juga ditmukan dan atau suka pada gula dan kotoran
bangkai, inipun tidak seluruh jenis semut, beda halnya dengan lebah ia selalu
mencari rizki yang bersih, ia selalu hinggap di pepohonan yang sedang berbunga
untuk mengisap madunya dan hasil perolehannya mereka kumpulkan dalam gudang
logistik yang sudah mereka siapkan untuk itu. sebagimana kita ketahui
madu lebah sudah teruji secara medis adalah obat berbagai penyakit, dan
sangat banyak manfa’atnya untuk manusia.
Lebah dalam mencari rizki, mereka
sangat konsekwen dengan bidang tugasnya masing-masing, hasil perolehannya tak
pernah mereka selewengkan untuk kepentingan pribadi apalagi untuk memperkaya
diri, tapi mereka kumpulkan dalam gudng logistik penyimpanan untuk kepentingan
bersama. Begitu juga untuk melindungi masyarakat warganya yang masih
lemah mereka buat rumah hunian yang cukup artistik dengan dilengkapi ratusan
bahkan ribuan kamar-kamar, ditempat huniannya itulah mereka mengembang biakkan
keturunan untuk melanjutkan tugas dan pengabdiannya dikemudian hari sesuai
bidang tugas yang diberikan pimpinannya, untuk kelangsungan hidup generasi
selanjutnya.
Kemudian pula lebah dalam
mempertahankan komunitasnya dari berbagai gangguan, di bawah komando komandan
pertahanaan keamanan mereka selalu siaga, tanpa basa basi lagi mereka segera
bergerak dan menyerang segala bentuk gangguan yang diperkirakan akan menggangu
komunitas mereka. Sebagai ilustrasi, misalnya seekor burung elang lewat
dan kebetulan menyentuh kerumunan lebah di sarangnya, merasa terganggu dan
terusik keamanan dan kenyamanan komunitasnya, segera komandan keamanan
memerintahkan penyerangan, karena burung elang sudah menghilang tiba-tiba saja
lewat seorang petani yang kebetulan berada di bawah sarang lebah yang sedang
bermasalah, mungkin saja sang petani juga sedang mengamati sarang lebah
itu dengan maksud untuk mengabil madunya.
Tampa bebibu lagi pasukan lebah di
bawah perintah komandan langsung menyerang sang petani yang kebetulan lewat dengan
serangan habis-habisan mereka kejar sampai kemanapun ia lari, sehingga sang
petani kewalahan dan tak berdaya dibuatnya. Selesai melaksanakan tugas
pasukan lebahpun kembali ke induk pasukannya dan lapor ke Komandan bahwa tugas
selesai dilaksanakan. Itulah sekilas perilaku kehidupan komunitas lebah pada
umumnya.
Beberapa Pelajaran Dari Kehidupan
Semut dan Lebah.
Dari beberapa uraian sekilas
tentang perilaku komunitas kehidupan semut dan lebah sebagaiman terurai di
atas, barangkali dapat kita jadikan pelajaran dalam kehidupan kita sebagai
sebuah masyarakat bangsa dan negar, antara lain, sangat ditentukan :
Budaya ketaatan terhadap
norma-norma kehidupan
Budaya konsisten terhadap
tugas-tugas yang telah diamantkan
Budaya bersih dari berbagai
penyakit hati; iri, dengki, hasud, pendendam dll
Budaya mengutamakan kepentingan
hajat hidup orang banyak daripada kepentingan peribadi
Budaya bersih dari praktek-praktek
memperkaya diri dengan cara-cara yang tidak hak.
Paling tidak dari lima hal yang
dapat kita petik sebagai pelajaran dari kehidupan masyarakat semut dan
lebah di atas, bila kita inplementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari mulai
dari kelompok kecil masyarakat; keluarga, kampung atau desa, kecamatan dan
seterusnya hingga masyarakat bangsa dan negara, maka paling tidak angka
berbagai permasalahan yang dihadapi negeri ini, dipastikan mengalami penurunan,
setidak-tidaknya tidak malah bertambah banyak seperti yang kita rasakan dan
saksikan belakangan ini, belum selesai satu permasalahan tiba-tiba muncul permasalahan
baru lagi, seperti akhir-akhir ini terjadi komplik di Ambon tepatnya di Tual
Maluku Selatan misalnya.
KESIMPULAN
Sosok semut di dalam kitab suci
dimuat dalam ( QS. An Naml: 17 – 18), sedang sosok Komunitas Lebah dimuat dalam
(QS. An Nahl : 68 –69), kedua jenis komunitas ini diciptakan sebagai salah satu
tanda kebesaran Sang Pencipta agar manusia mencerna dengan akal fikirannya,
baik dari perilaku, sistem organisasi dan cara hidupnya.
Ketika manusia mampu membaca,
mencerna dan mehahami sinyal-sinyal yang diisyaratkan sang Khaliq dari perilaku
kehidupan semut dan lebah ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, maka keamanan, kedamaian, kesejahteraan dan ketenterman hidup
di negeri ini akan dirasakan dan dinikmati oleh segenap lapisan masyarakat
secara merata dan berkeadilan.
Wa Allahu A’lam. Semoga
!