Rabu, 25 April 2012

kembali padanya (13 juni 2009)


CLBK
Kulihat sinar bola matamu
Di pagi hari
Kulihat senyum manismu
Setiap hari
Kulihat raut wajahmu
sang mentARI
tapi…………….
Tak ku rasakan GeTar cintamu kali iNi

                                 Tirai itu………………
                                 Masih sAjA mEnutuP kaLbuMu
                                 raSaNYa……….
                                 Ku inGin mEngundanG baDai untuk meLepaskan tiRai itU

                  ciNta sEjaTi daTang dari hati ke hati
                  mengungkap rasa kasiH setulus haTi
                  di daLam hidup ku
                  ku mEncari ciNta yang sangaT beRarti

Kini….ciNTA MU tLah haDiR
Hari-hARi ku puN seMakin berarTi
Masa silaM puN siLi bergaNti
Dan ciNta kita pUn bersaTu kEmbaLi

                                                         Cinta Lama………….
                                                         Dalam renunGan aku mEnunggu
                                                         Dalam sEtia aku Merindu
“HADIRMU DI SISIKU”

Jumat, 13 April 2012

liburan 6-8 apr 2012 di parapat-samosir-brastagi

keberangkatan

istirahat di penginapan

berangkat ke pulau samosir

saya adin, saya puji, kami berdua senat

sampai di samosir

wisata lokal belanja pernak-pernik asli samosir

beranjak ke penginapan

istirahat

pagi hari mau beranjak ke brastagi








wahana di miki holiday


keluar dari miki holiday

MKS ga pernah lht badut

raker PP IPMALABSEL 24-25 mar 2011


Antara Kuliah dan Kerja


JANGAN BINGUNG SETELAH LULUS UN (UJIAN NASIONAL)

Ujian Nasional adalah hal yang sangat membebani anak-anak SMU semester akhir. Tidak lulus UAN merupakan hal yang sangat menakutkan seorang siswa.  Malu pada teman dan tetangga, harus mengeluarkan uang untuk mengulang sekolah, atau ijasah kurang berbobot karena mengejar paket tertentu adalah resiko bagi anak-anak yang tidak lulus.

Tetapi, meskipun lulus masalah besar pun siap menanti, terutama bagi anak yang kurang mampu. Ingin melanjutkan sekolah uang tidak mencukupi, mau kerja tidak ada pengalaman, apalagi membut usaha sendiri, merantau ke kota besar sudah pasti orang tua tidak mengizinkan. Digunjingkan tetangga karena luntang-lantung kurang kerjaan alias pengacara (pengangguran kurang acara).

Anak ekonomi, anak sipil, psikolog dll yg sudah mapan pun tidak kalah bingungnya. Memilih jurusan yang cocok untuk dirinya, kadang si anak cocok orang tua tidak setuju atau sebaliknya. Memilih universitas yang tepat (favorit atau tidak, mahal apa murah, jauh apa dekat, dll).

Tapi anak SMA masih bisa menghirup angin surga, setelah mendapatkan universitas/jurusan yang diangap pas atau di pas-paskan, mereka mendapatkan teman baru, pengalaman baru tinggal di kota besar, suasana baru, naik pangkat menjadi mahasiswa, dan kebebasan (bagi mereka yang masa kecilnya dikekang orang tua) dlsb.

Hampir tidak ada celah angin surga bagi mereka yang kurang mampu, diam anteng tiap hari di rumah membosankan, kluyuran cari hiburan dikira glandangan. Pokoknya serba salah.  

Banyak alasan mengapa orang tua tidak menguliahkan anaknya. Bagi orang tua tidak mampu dan berpendidikan kurang bayangan untuk menguliahkan anaknya malah tidak ada sama sekali. Karena bergitu sulitnya penghidupan mereka, (boro-boro kuliah makan aja susah). Atau sebenarnya orang tuanya masih mampu untuk menguliahkan anaknya, tetapi karena si anak agak nakal, kurang begitu pandai niat menguliahkan anak itu dicancel, mungkin karena si orang tua kurang menyadari akan pentingnya pendidikan.Lebih baik buat beli vario aja ya uangnya hehehe….

Tidak bisa kuliah bukan akhir dari segalanya, tidak kuliah dunia ini masih terus berputar, banyak jalan menuju roma, Tuhan tidak akan menguji hambanya diluar kemampuannya. Kehidupan pun masih terus dilanjutkan, tidak ada rotan akar pun jadi, apa hubungannya?  Ada, tidak kuliah kursus pun jadi.

Ya, kursus memang jarang diperhatikan, tetapi besar manfaatnya. Apalagi bagi kursusan yang mampu menyalurkan pekerjaan bagi anak didiknya setelah lulus. Tujuan kursus adalah supaya manusia mempunyai keterampilan, karena skill itu perlu. Yang perlu kita soroti adalah kursusan yang mampu menyediakan/menyalurkan pekerjaan bagi anak didiknya. Dengan harapan setelah mendapatkan pekerjaan nanti, kita bisa mengumpulkan uang untuk modal usaha atau untuk melanjutkan pendidikan alias kuliah tadi. Kursusan yang menjanjikan pekerjaan banyak sekali di kota-kota. Tapi meskipun kursusan yang tidak ada embel-embel menjanjikan pekerjaan bagi alumninya itu juga jangan diabaikan. Karena yang namanya kursus orang akan mendapatkan ketrampilan tertentu/ kemampuan khusus. Walhasil yang namanya orang berketrampilan sedikit banyak masyarakat akan mengambil manfatan pada diri kita. Minimal drajat kehidupan akan sedikit terangkat karena kemampuan khusus tadi.

Kursus pun butuh biaya. Benar sekali, tapi pastinya tidak semahal kuliah, lalu….. kalau kursus pun tidak sanggup? Kembali lagi, masih banyak jalan menuju Jakarta, (karna aku orang Indonesia) cari pekerjaan apa saja (tentunya yang tidak bertentangan dengan norma-norma) sebagai batu loncatan, atau kalau nasib kita lebih beruntung bisa membantu bisnis orang tua kita, atau kerabat kita, Mendapatkan upah yang pantas itu perlu, tapi bukan tujuan utama. Yang terpenting adalah pengalaman yang kita dapatkan, minimal pengalaman kerja. Alhamdulillah kalau sampai bisa menabung bisa dikumpulkan sebagai modal usaha atau melanjutkan pendidikan alias kuliah. Saya sebut tadi baju loncatan, kalau ilmu yang ada pada pekerjaan tadi sudah kita serap ilmunya, kita bisa dengan baik-baik minta izin bos untuk keluar, alias pindah kerja tujuannya untuk mendapatkan ilmu baru di tempat kerja lain. Tapi kalau pamit sama bos ya jangan bilang mau pindah kerja ya….atau bayarannya kurang itu namanya tidak sopan. Hal seperti itu memang tidak mengenakkan buat si bos tadi, tapi apa boleh buat yang penting tidak berdosa he 1000x, karena si bos tadi rugi harus mencari dan melatih karyawan baru.

Bagaimana cara mencari perkerjaan padahal tidak punya pengalaman?

Ada kalanya tempat kerja yang hanya menerima karyawan yang sudah mempunyai skill / pengalaman, tetapi ada juga banyak tempat kerja yang menerima karyawan tanpa skill apapun lalu kemudian melatihnya. Kadang syarat yang diajukan hanya si calon karyawan tadi mau bekerja keras alias tidak malas.

memperbanyak teman, cari informasi pekerjaan dari teman-teman kita, kerabat kita, dari internet, radio, koran bahkan kita bisa mencarinya sendiri dengan lamaran-lamaran yang kita buat. Seperti yang diseebutkan di atas  mencari pekerjaan tidak semata-mata upahnya, yang penting pengalamannya. Upah dan pengalaman jika dibandingkan jauh lebih berharga pengalaman.

Jangan meremehkan pekerjaan yang sederhana. Misalnya penjaga toko. Di situ ada banyak ilmu yang bisa kita serap. Bagaima cara melayani pelanggan, berapa mengambil keuntungan, bagaimana membuat nota, bagaimana menata barang-barang supaya mudah dicari, dimana letak grosirnya, bagaimana bos mengetahui antara harga jual dan harga beli (harga grosi) dan masih banyak sekali contoh manfaat lain meskipun itu hanya sebagai penjaga toko. Dan seorang saudagar sukses harus menguasai cara-cara berdagang. Seorang pedagang yang ingin sukses mempunyai modal banyak tapi tidak mempunyai pengalaman dagang, apa kata dunia? Bisa saja yang semula pelayan/penjaga toko kemudian menjadi pengusaha sukses.

Semuanya kembali pada tekad kita masing-masing, yang jelas tidak ada yang namanya penganguran. Banyak alasan yang dilontarkan seorang pengangguran. Kurang modal, tidak ada biaya kuliah, tidak ada lowongan, pabriknya sudah digusur dll.

Salam super untuk kita semua.....